Intel Skylake Generasi ke 6 Core i3, i5, i7
Generasi keenam prosesor Intel telah hadir dengan
nama Skylake. Sebagai Tock di fabrikasi 14 nm, kehadirannya begitu dinantikan
para pengguna PC. Harapan positif sempat muncul untuk Skylake. Apakah Intel
mampu memenuhinya?
Beberapa
bulan terakhir, pengguna PC mendapatkan banyak angin segar. Dimulai dengan
kemunculan keluarga AMD R9 300 series dan NVIDIA GTX 980 Ti, Windows 10 dengan
DirectX 12-nya, hingga dirilisnya dua generasi Intel sekaligus untuk PC. Ya, Broadwell
yang selama ini beredar merupakan versi mobile, sedangkan untuk PC baru saja
hadir sesaat sebelum Skylake dirilis. Mengapa ini terjadi?
Tick-tock dan Problema 14 nm
Dalam
merancang roadmap-nya, Intel menggunakan prinsip tick-tock. Tick berarti generasi
tersebut merupakan yang pertama menggunakan fabrikasi baru. Tock berarti
generasi tersebut merupakan improvisasi lebih lanjut dari tick sebelumnya,
sehingga memiliki fabrikasi yang sama namun performa yang lebih tinggi.
Kini,
lntel telah berada di fabrikasi 14 nm. Itu artinya ukuran transistor yang digunakan
sekecil 14 nm, menyusut dari sebelumnya 22 nm. Penyusutan ini berujung pada
makin banyak nya transistor yang dapat dimuat di chip prosesor, di samping semakin
kecilnya konsumsi energi, yang berujung ke performance per watt yang semakin
tinggi. Yang pertama menggunakan fabrikasi 14 nm adalah Broadwell, iterasi
tick. Sayangnya, pembuatan chip menggunakan fabrikasi 14 nm Iebih sulit dari yang
diperkirakan Intel. sehingga Broadwell telat hadir di pasaran. Inilah yang
menyebabkan kehadiran Broadwell dan Skylake untuk PC begitu berdekatan.
“Rumah” dan Chipset Baru
Kebiasaan
buruk Intel, setidaknya itu opini sebagian orang, adalah gemar gonta-ganti
soket. Berbeda dengan Si Merah yang begitu setia dengan soket lama, Intel
acapkali ganti soket di setiap iterasi tock. Ivy Bridge {tick 22 nm}
menggunakan soket 1155, lalu Haswell {tock 22 nm} menggunakan soket 1150.
Broadwell {tick 14 nm} munggunakan soket yang sama {ll5O}, namun Skylake {tock
14 nm} menggunakan soket 1151. Imbasnya? Tidak ada solusi lain selain ganti
motherboard.
Selain
soket, chipset yang menyertai juga baru. Jika Haswell dan Broadwell menggunakan
chipset H97 / Z97, di Skylake Intel memperkenalkan chipset Z170. Belum jelas
apakah Intel akan merilis varian chipset lainnya, mengingat di Haswell dahulu
pilihan begitu melimpah mulai dari kelas buwah seperti H81 hingga kelas atas
seperti Z97.
Yang
pasti, chipset Z170 membawa beberapa perubahan yang signifikan. Yang paling
terlihat adalah dukungan terhadap DDR4, seperti yang dilakukan chipset X99.
Bedanya, X99 mendukung quad channel, sedangkan Z170 hanya sebatas dual channel.
Walau begitu, chipset Z170 tetap mendukung DDR3L, bergantung kepada versi
motherboard yang Anda pilih. Unluk ukuran RAM maksimal yang didukung oleh
Skylake sendiri sebesar 64 GB, 2 kali lebih besar dari yang didukung oleh
Haswell.
Selain itu, chipset
Z170 membawa 20 lane PCIe 3.0, yang merupakan upgrade besar dari sebelumnya
yang hanya 8 lane PCIe 2.0. Lane tersebut memang tidak akan digunakan oleh GPU
mengingat GPU menggunakan 16 lane dari prosesor. Alih-alih, lane tersebut dapat
dimanfaatkan untuk next-gen storage seperti M.2 berbasis PCIe. Dengan potensi
kecepatan 1 GB/s untuk setiap lane. PCIe akan menjadi alternatif yang susuai
untuk menggantikan SATA3 sebagai konektor storage kelas atas.
Z170 nantinya juga
dilengkapi dengan DMI 3.0. DMI [Direct Media Interface) adalah interface yang
menjadi jalur komunikasi prosesor dan chipset. Dengan DMI 3.0, bandwidth jalur
tersebut menjadi sebesar 32 Gb/s, sehingga lane yang ada di Z170 dapat
dimanfaatkan dengan baik. Perlu diketahui, seluruh komponen PC memiliki controller
masing-masing yang digunakan untuk berkomunikasi dengan prosesor. Sejak Intel
menghilangkan northbridge, komponen terpenting seperti RAM dan GPU memiliki controller
yang langsung ditanam di chip prosesor, sehingga komunikasi keduanya dengan
prosesor menjadi sangat cepat. Komponen lain seperti storage dan port USB dikontrol
oleh chipset. Agar dapat berkomunikasi dengan prosesor, digunakanlah DMI.
Masalahnya, DMI sebelum Skylake memiliki bandwidth yang kecil sehingga potensi
terjadi bottleneck menjadi lebih tinggi, terlebih dengan semakin majunya
teknologi storage. Dengan bandwidth yang lebih lebar, komunikasi akan terjalin
lebih cepat, sehingga dampak yang terasa bagi pengguna akhir adalah performa
storage yang lebih baik.
Satu hal yang
disayangkan dari Z170 adalah minus dukungan natif terhadap USB 3.1. Meski
begitu. beberapa pabrikan motherboard menyikapi ini dengan menggunakan
controller eksternal yang akan terhubung ke chipset via salah satu lane PCIe.
Tampaknya. dukungan natif USB 3.1 baru akan hadir di Skylake-E.
SKU Skylake
Hingga tulisan ini
dimuat, Intel baru mengumumkan 2 varian Skylake : Intel Core i7 6700K dan Core
i5 6600K. Keduanya memiliki TDP sebesar 95 W. Konfigurasi keduanya mirip
seperti yang kita lihat di Haswell : Core i7 dengan 4 core / 8 thread,
sedangkan Core i5 4 core / 4 thread. Base clock 6700K adalah 4 GHz, sedangkan
6600K berada di level 3.5 GHz. Untuk boost, clock akan mencapai 4.2 GHz untuk
6700K dan 3.9 GHz untuk 6600K. Tentu saja, label K berarti Anda dapat
meningkatkan clock-nya. Di Indonesia, keduanya dijual dengan harga yang tidak
jauh berbeda dengan varian yang mereka gantikan di Devil Canyon : Rp 3.500.000
untuk 6600K dan Rp 5.000.000 untuk 6700K.
Dibanding Broadwell,
prosesor Skylake tidak dilengkapi iGPU terbaru Intel yang memiliki EU
{Execution Unit} lebih dari dua kali lipat jika dibandingkan dengan iGPU di
Haswell. Di hasil pengujian gaming, iGPU Broadwell tampil perkasa, bahkan mampu
mengalahkan varian tertinggi APU rnilik AMD. Namun, karena 6700K dan 6600K
adalah prosesor kelas menengah ke atas. pemiliknya pasti tidak akan peduli
terhadap perfoma iGPUnya, mengingat mereka pasti akan menggunakan GPU diskret
guna memompa performa grafis PC mereka.
Sebagai tambahan, calon
pengguna 6700K dan 6600K harus menyediakan pendingin sendiri rnengingat Intel
tidak menyediakan stock cooling sebagai paket penjualan. Meski begitu, Intel
tetap merilis cooling "official" untuk Skylake, yang dinamakan Intel
Thermal Solution TSl5A. Pendingin ini dapat dibeli terpisah, dengan kisaran
harga $ 41. Harganya, memang tergolong rnahal jika dibandingkan dengan
pendingin entry level dari pihak ketiga, namun pengguna mendapat kemudahan
dalam instalasinya, layaknya stock cooling lntel lainnya.
Untuk SKU lainnya,
belum ada pengumuman resmi dari Intel. Namun, berkaca pada generasi sebelumnya,
Intel tampaknya akan merilis varian Skylake untuk berbagai segmen harga, mulai
dari non-Core i series hingga ke Core i7 seri K. Versi mobile-nya sendiri
tampaknya akan hadir lebih lama mengingat Broadwell masih diandalkan di kelas
mobile.
Built for Overclockers
Salah
satu alasan Skylake banyak dinanti adalah potensi overclocking-nya. Tak heran
pula, dua varian awal dari Skylake adalah prosesor kelas premium dengan
unlocked multiplier. Tak hanya multiplier seperti yang banyak kami temukan di
Haswell seri K, di Skylake sari K BCLK juga unlocked. BCLK sendiri adalah base
clock. Perkalian antara BCLK dengan multiplier akan menghasilkan clock prosesor
yang umum kita temui di spesifikasi.
Pada
umumnya. prosesor Intel memiliki BCLK sebesar 100 MHZ. Multiplier-nya yang
berbeda-beda, bergantung pada prosesor itu sendiri. Sebagai contoh, prosesor
dengan base clock 4 GHZ akan memiliki multiplier maksimal 40, karena 40 x 100
MHz = 4 GHz. Sejak berakhirnya era Core 2 Duo/ Quad, overclocking umumnya hanya
melalui multiplier yang ditingkatkan. Misalnya yang awalnya maksimal 40, diubah
menjadi 45, sehingga kini prosesor dapat berjalan di frekuensi 4.5 GHz. Di
sinilah Skylake unggul.
Pada
Skylake, selain multiplier, BCLK juga bisa diubah sesuka hati. Anda dapat
mengubah BCLK per 1 MHz demi overclocking yang lebih leluasa. Tentunya, jika
memang prosesor sanggup{terrmasuk konfigurasi voltase} dun didukung pendingin
yang kompeten. Kembali ke contoh, di Skylake BCLK tadi dapat diubah dari 100
MHz menjadi 150 MHz, sehingga kini prosesor memiliki frekuensi 6 GHz. Terdengar
ekstrem? Tentu saja. Maka dari itu, jika BCLK dinaikkan, maka multiplier harus
disesuaikan agar hasil akhir tidak di luar kemampuan prosesor. Misalnya dengan
BCLK 150 MHz, multiplier-nya diubah menjadi 32, sehingga hasil akhirnya 4.8
GHz. Pada akhirnya, semakin banyak opsi yang dapat dicoba oleh para overclocker
atau enthusiast demi mendapatkan kinerja ekstra dari prosesornya.
Selain
prosesor, RAM juga dapat di-overclock lebih jauh lagi. lni dikarenakan Skylake
mendukung DDR4 hingga frukuensi 4.133 MHz.
Mobile Xeon?
Hingga
tulisan ini dimuat, Intel belum merilis varian mobile dari Skylake. Namun di
satu postingan blog resminya, lntel sempat memperbincangkan varian Skylake
untuk mobile. Bukan dalam nama Core i3/i5/i7 atau Pentium, namun Xeon. Ya, Xeon
tampaknya akan memulai debut di notebook menggunakan arsitektur Skylake.
Belum
banyak detail yang diberikan Intel mengenai Xeon, seperti konfigurasi jumlah core,
clock speed, dan TDP. Meski begitu, membawa nama Xeon berarti kita dapat
berharap fitur server grade seperti akses ke ECC memory, hardware-assisted
security, dan sertifikat ISV workstation. Lebih lanjut lagi, di
postingan yang sama Intel sempat menyebut E3-15OOM
v5 sebagai nama yang akan digunakan lini prosesor Xeon mobile. Detail hanya
terbatas pada dukungan vPro, Thunderbolt 3, dan akses ke ECC memory. Kemungkinan
besar Intel akan merilis informasi lanjutan pada Intel Developer Forum, yang
hingga tulisan ini dimuat, belum dimulai. Sejauh ini, baru Lenovo yang
menyatakan akan menggunakan prosesor tersebut di dua notebook barunya, P5O dan
P7O.
Upgrade ke Skylake?
Pertanyaan
yang selalu muncul ketika generasi prosesor terbaru dirilis adalah mengenai apakah
perlu atau tidaknya untuk langsung melakukan upgrade ke generasi terbaru
tersebut. Untuk Skylake, kami memiliki jawaban yang beragam, beragam pada
prosesor generasi keberapa yang sedang Anda gunakan. Tentu dengan catatan, Anda
sedang menggunakan prosesor Core i5 atau i7. Jika Anda menggunakan Core i3 atau
Pentium, maka upgrade ke Skylake (67OOK atau 6600K) akan memberikan peningkatan
performa yang signifikan, sedikit lebih dari upgrade ke Core i5 alau i7 di
generasi yang sama.
Jika
Anda pengguna Core i5 atau i7 generasi ketiga (Ivy Bridge) atau generasi
keempat (Haswell), upgrade ke Skylake tidak akan memberikan peningkatan
performa yang signifikan. Hingga sekarang, kedua generasi tersebut masih
sunggup memenuhi pekerjaan komputasi berat seperti bermain game terbaru atau
video editing. Anda hanya kehilangan dukungan terhadap DDR4 jika dibandingkan
dungan Skylake.
Jika
Anda pengguna generasi kedua (Sandy Bridge), opsi upgrade lebih masuk akal,
meski belum sampai taraf direkomendasikan. Jika dana Anda mencukupi, upgrade
akan lebih masuk akal mengingat Anda telah melompati 2 level fabrikasi, dari 32
nm ke 14 nm. Selain itu, beberapa fitur yang relatif baru (jika dibandingkan
dengan generasi Sandy Bridge) juga akan Anda nikmati, seperti dukungan natif
terhadap USB 3.0, slot M2 berbasis PCIe, dan SATA Express.
Jika
Anda pengguna generasi sebelum Sandy Bridge, upgrade adalah hal yang kami
sarankan. Upgrade dari generasi tersebut ke Skylake akan memberikan efek yang
signifikan, baik dalam hal performa, kompatibilitas komponen pendukung, dan
teknologi terbaru lainnya.
Bagaimana
dengan pungguna yang baru akan menggunakan PC? Lagi-lagi, kasusnya seperti
pengguna generasi kedua. Jika dana Anda rnencukupi dan ingin lebih
future-proof, maka ambil Skylake. Di sini faktor dana berpengaruh karena varian
Skylake yang sudah rilis masih yang kelas menengah ke atas. Begitu juga dengan
chipset Z170 yang tergolong baru, sehingga harga motherboard untuk Skylake
relatif lebih tinggi dari motherboard untuk Haswell.
Setelah Skylake
Lalu,
apakah Intel akan berhenti setelah Skylake? Tidak. Jika tick-tock yang dijadikan
acuan, harusnya setelah Skylake akan ada fabrikasi baru, yaitu 10 nm. Intel
sendiri menamainya Cannonlake. Masalahnya, menyusutkan ukuran transistor adalah
pekerjaan yang sulit, apalagi ketika Intel telah berada di level 14 nm di mana
pembuat chip prosesor lainnya masih berada di level 28 nm ke atas. Atas dasar
itu, Intel berencana menunda Cannonlake, dan menyisipkan Kabin Lake sebagai
generasi ketiga {setelah Broadwell dan Skylake} yang menggunakan fabrikasi 14
nm. Posisi Kabin Lake ini sendiri seperti Devil Canyon {Haswell Refresh} yang
menjadi "pengalih perhatian" ketika Broadwell telat hadir di pasaran.
Well, mari kita tunggu apakah Intel mampu meneruskan tick-tock-nya atau beralih
ke iterasi yang lebih "manusiawi".
Sumber: CHIP Magazine
Comments
Post a Comment